Gita dan cinta tak lagi berseri
Bisu dan tuli sehari-hari
Berlari dan berlari dari kenyataan diri
Lelah tak lagi kurasa
Irama dan nada tak lagi terasa
Tangis tak lagi tersedu
Hampa dan kosong jadi penunggu
Setetes noda terjatuh
Melekat dalam hati
Berkarat tanpa dapat dikerat
Tersiksa dalam rekat sayap akhirat
Menyesal telah lama kurasa
Hingga kebas..
Tepas..
Lepas..
Raga tak lagi memiliki jiwa
Jiwa telah pergi ke surga
Meninggalkan raga tertunduk malu pada dunia
Menyesal tak lagi memiliki arti
Senyuman tak lagi jadi bangga diri
Remuk redam berlumur peri
Coret nestapa di ujung jari
Menyesal,
Menyesal,
Menyesal,
Terlambat sudah dikatakan
Terlambat sudah diperbuat
Cepat atau lambat pasti teringat
Namun saat tersadar, aku sudah terlelap
Meski dalam tidur yang lelap
Dalam tidur yang nyenyak
Ingin kuhapuskan dosa yang melekat
Buruk mimpi dalam tidur abadi
Jam 4
Ku terduduk diam
Menunggu jam 4 akan datang
Detik… menit kutunggu dengan gelisah
“Cepatlah jam 4..!” Jeritku dalam hati
Hari ini, aku akan bertemu dengannya
Untuk beberapa kalinya
Setelah sekian lama
Ku berdandan habis-habisan hanya untuk jumpa
Aku terduduk bagai ilalang
Mengamati orang lalu-lalang
Ku lihat ke kiri-kanan, depan-belakang
Menanti janjimu akan datang
Detik demi detik berlalu
Menit ke jam terasa 100 tahun
Aku terus menunggumu
Seperti janjimu kala itu
Jam telah berdendang 4 kali
Hari makin sore, awan mulai merintik
Aku menangis
Ku berfikir apa kau lupa janji?
Dalam tangis aku teringat
Waktu itu, sore hari jam 4
Kau akan terus mengingat
Janji bertemu di hari jumat
Waktu itu kita selalu berjanji
Kita akan bertemu lagi
Disini, di tempat ini
Bermain, bercanda, tertawa, menangis hanya disini
Namun kini, kau telah pergi
Kenapa pergi? Aku masih ingin kau disini?
Menemaniku, di saat ku sendiri
Seperti janjimu, yang kau ucapkan pertama kali
Aku belum ingin kau pergi,
Masih banyak yang belum aku ceritakan
Masih banyak yang belum aku sampaikan
Masih banyak yang belum aku katakan..
Kini, aku hanya bisa mendoakanmu
Tapi, kenangan waktu itu takkan pernah berlalu
Aku akan terus menunggu
Seperti janjimu, janjiku..
Di waktu dulu,
“Jangan lupa ya!
Sore hari, jam 4 waktu setempat,
Di taman penuh kalimat!”
***
Kalau kau bertanya,
“Apa kau sedih?”
Aku akan menjawab,
“Tentu saja, dasar bodoh!
Kau tak menepati janjimu untuk bertemu!
Aku selalu rindu bertemu denganmu tapi tak bisa bertemu!
Air mataku meleleh hanya karena mengingatmu, mengingat janjimu!
Kalau waktu itu kau mengatakan,
‘kematian sekalipun tidak akan memisahkan’
Kini hanya omong kosong!
Tidakkah kau lihat? Bahkan kematianpun telah menyukaimu.
Ia bahkan mengambilmu di saat aku membutuhkanmu”
-Catatan sore hari di taman penuh salju-
Memanggil sajak
Memanggil sajak,
Bermandikan tangis…
Berteman kecewa..
Memanggil sajak,
Bersinarkan bulan
Dilaut awan kelam
Memanggil sajak,
Beralaskan rindu
Berhiaskan harapan
Bertemu dirimu satu
Di seberang lautan kalbu
Memanggil sajak,
Bermainkan angin,
Bernyanyikan rindu..
Memanggil sajak,
Diantara pintu gua mimpi
Tertidur kesedihan diri
Memanggil sajak,
Diraup ombak pekat
Terselimut salju,
Di rajut kelopak mawar putih biru
Memanggil sajak,
Diwarna awan senja
Serupa senja jiwa
Terpahat di batu nisan
Dikubur tuk selamanya
Memanggil sajak,
Terkuburkan kenangan
Tersebar di bintang malam
Berharap bertemu dirimu satu
Di pelukan bintang pekat kelam
Kekasihku
Kekasihku,
Apabila kau bertanya,
“Apa kau rindu padaku?”
Aku akan menjawab,
“Tidak. Aku tidak merindukanmu.”
Kekasihku,
Apabila kau bertanya,
“Seluas apakah rasa cintamu padaku? Apakah sebesar istana di puncak bukit? Atau setinggi gunung? Atau seluas dunia?”
Aku akan menjawab,
“Rasa cintaku padamu hanyalah sebesar biji apel”
Kekasihku,
Apabila kau bertanya,
“Apakah kau akan menemaniku di saat ku sendiri?”
Aku akan menjawab,
“Tidak. Aku tidak akan menemanimu.”
Kekasihku,
Apabila kau bertanya,
“Apakah kamu mencintaiku dari hatimu?”
Aku akan menjawab,
“Tidak. Aku tidak mencintaimu dari hatiku.”
Kekasihku,
Apabila kau bertanya,
“Andaikan aku sakit dan aku mati, apakah kamu akan mendoakanku?”
Aku akan menjawab,
“Tidak. Aku tidak akan mendoakanmu.”
Kekasihku,
Apabila kau bertanya,
“Apabila aku pergi jauh, akankah kamu mengingatku?”
Aku akan menjawab,
“Tidak. Aku tidak akan mengingatmu.”
Kekasihku,
Janganlah kau menjadi marah padaku.
Hanya karena jawabku tidak sesuai dengan apa yang kau inginkan.
Kekasihku,
Janganlah kau menjadi benci padaku,
Jika jawabanku menyakiti hatimu.
Karena bagiku,
Aku tidak merindukanmu, karena aku menginginkanmu selamanya disampingku.
Kekasihku,
Cintaku padamu tidak seluas dunia,
Cintaku yang sebesar biji apel adalah karena biji tersebut akan menumbuhkan pohon yang menghasilkan buah manis.
Dan pohon tersebut selalu ditanam di setiap jaman. Tidak pernah berhenti.
Seperti itulah cintaku padamu.
Tidak akan pernah berhenti dan akan selalu mencintaimu.
Kekasihku,
Aku tidak akan menemanimu di saat kau sendiri.
Karena aku ingin menemanimu tidak hanya di saat kau sendiri.
Namun di semua waktumu.
Kekasihku,
Aku tidak mencintaimu dari hatiku,
Tapi aku menyayangimu dari palung hatiku
Pikiranku hanya berfikir tentangmu
Jantungku berdegup hanya ketika bersamamu
Dan aku tidak akan mendoakanmu karena..
Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkanmu
Dan apabila kau mati,
Maka aku akan menyusulmu
Aku juga tidak akan mengingatmu,
Karena aku akan selalu mengikutimu kemanapun kau pergi.
Karena seperti yang kau tahu,
Aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu.
-Sebuah coretan di taman hijau-
LANGIT
Bergejolak di angkasa
Terikat dan berima
Sesuai dengan jalannya
Terindah menyimpan banyak cerita
Rima dan bunyi terjajar
Di riak ombak menyapa fajar
Mata menerawang menerima resah
Hinggap congak di negri resah
Menyapu ke segala penjuru
Hinggap.. Diam..
Merayap di kebisingan, keramaian
Ketentraman, Kebisuan
Keindahan, ketenangan
Perpecahan, Peperangan
Kepalsuan, kejujuran
Saksi atas Kehidupan dan kematian.
RAGU
Kalau kau mau,
Dengarkan suaraku,
Dengarkan teriakanku,
Dengarkan tangisku!
Kalau kau mau,
Kemari, dan tantang aku dengan berani!
Jangan kau tunduk,
Angkat kepalamu, dan lihat diriku
Namun ku ragu,
Apa kau mau mendengarkan suaraku?
Mendengarkan teriakanku?
Mendengar tangisku?
Namun ku ragu,
Akankah kau datang kemari?
Akankah kau akan menegakkan kepalamu dan melihat diriku?
agak piyau beut :D
waahahahahasem -______-